Duka Menjadi Desainer

Menjadi desainer sekilas adalah pekerjaan yang cukup prestisius karena gabungan antara  seni dan teknologi. Jika anda merupakan salah satu desainer, tentunya anda akan cenderung dianggap oleh orang yang keren oleh lingkungan di sekitar anda, terutama oleh anak-anak muda.

Illustrasi desainer © Unplash.com

Sebagian orang mempunyai cita-cita khusus untuk menadi desainer dan kebanyakan desainer bercita-cita menjadi desainer sebelumnya termasuk saya. Namun desainer tidak hanya dipenuhi oleh hal-hal yang menyenangkan namun juga hal-hal yang tidak menyenangkan.


Disini saya membagikan pengalaman saya sebagai desainer banner. Mengapa saya mengatakan desainer banner, tidak desainer saja?


Yang pertama, agar pembaca tahu dan paham desain yang saya kerjakan adalah desain banner, bukan yang lainnya.


Kedua, saya sedang mengincar kata kunci desain banner, sehingga seharusnya anda memaklumi hal ini. Meskipun saya tengah mengincar kata kunci desain banner, namun saya tidak menomor dua kan beberapa aspek penulisan dalam tulisan kali ini.


Baik, langusng saja. Berikut ini beberapa suka duka menjadi desainer yang saya rasakan selama mendesain banner.:


1. Klien yang rempong


Setiap desainer sepertinya pernah menghadapi betapa merepotkannya klien rempong. Mereka meminta banyak sekali permintaan, perubahan dan menuntut desain cepat jadi. Padahal membuat desain bukanlah perkara yang mudah. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar desain menjadi lebih baik salah satunya fokus yang tinggi yang dihasilkan dari pikiran yang tidak tertekan.


Bagi klien rempong ini, kreativitas dapat dibeli begitu saja seperti membeli barang dari pabrik. Bagi desainer butuh waktu riset untuk menghasilkan desain yang baik.


2. Begadang


Begadang sangat sering dilakukan oleh para desainer. Ada banyak alasan seperti terkadang seseorang lebih fokus pada malam hari, bisa juga alasan karena siang hari mereka sibuk mengerjakan hal lain, ada juga karena desakan deadline. yang terakhir adalah hal yang cukup menyebalkan.


Saya tidak mengharuskan, menganjurkan dan memaklumi perilaku begadang, namun justru menentangnya. Kalau bisa gantilah waktu begadang anda dengan bangun lebih awal. Tidur jam 9 dan bangun jam 3 subuh dan mulai mengerjakan desain. Ini adalah yang sering saya gunakan.


3. Stagnan


Hal yang paling mengerikan yang dialami desainer adalah rasa stagnan. Terutama saat mendesain logo. Biasanya mereka akan kesulitan untuk mencari gagasan utama dari logonya yang masih original. Terkadang sudah berjam-jam namun tidak menghasilkan kemajuan apapun. Ini sangat menyeramkan tentunya. Menatap layar kosong seperti menatap hantu di tengah malam.


Itulah beberapa duka yang dialmi oleh desainer. Jika anda seorang desainer, anda pasti senyam senyum membaca tulisan diatas. Jadi bagi anda yang bercita-cita menjadi desainer, masih teguhkah anda memegang cita-cita itu? 🤣

Komentar